Blog

Puisi Karya Aat; BARABA

Selasa, 03 November 2009 - - 0 Comments

mo suruh bilang jago
mo suruh bilang gaul
mo suruh bialng pintar
mo suruh bilang hebat

biar tidak bole
mo ba paksa
biar tidak tahu
tidak mo ba tanya

mo suruh lia
mo suruh iko
mo suruh dengar
mo suruh puji

Puisi Karya Fajran Lamuhu : PATOK PAJAK

Selasa, 13 Januari 2009 - - 0 Comments

Bli' buku
kana' pajak

Bli' Baju
kana' pajak

Bli' makanan
Kana' pajak

pas.... baku dapa deng preman
Dapa pajak

05 - 01 - 2009

Puisi Karya Fajran Lamuhu : KEPADA KAWAN KEMARIN DAN KAWAN SEKARANG

Selasa, 06 Januari 2009 - - 0 Comments

kemarin...
berbondong kita menuju parlemen
meski diberondong peluru
semangat kita tak pantang luluh

sekarang...
setelah bertahun si tiran tua pergi
kulihat kalian datang kembali
bergandeng tangn menuju parlemen
berebut kursi
kendarai partai
rela di pimpin penculik kawan seperjuangan

Kaputi Indah, 20 desember 2008

Puisi Karya Fajran Lamuhu : NOKTAH JUANG

- - 0 Comments

Masihkah ada
anak - anak muda
yang mau peduli
yang mau sudi

Bermandi peluh
Melangkah jauh
Tinggalkan dunia semu
membangun dunia utuh

Dunia tanpa kepura - puraan
Dunia tanpa kebohongan


Kaputi Indah, 20 desember 2008

Puisi karya Fajran Lamuhu: PESAN DARI ALAM

Selasa, 12 Agustus 2008 - - 0 Comments

Saat matahari kemarin bersinar

Kenapa tak gunakan untuk menanam

Tapi membiarkan itu tetap gundul

malah ditambah kegundulannya

saat matahari kemarin bersinar

kenapa keluh kesah selalu terlontar

panas, kering dan tak tahulah apa lagi yang keluar

semua hanya bisa mengeluh

mendung kini berarak

suara guntur menggema

mengganti suasana hari

seolah mengerti apa yang dipinta sang pengeluh

deras hujan yang turun

basahi tanah kering

mengairi sawah

memberi air bagi para tunas

hujan lebih deras lagi

kini tak lagi menjadi berkah

seakan murka

tertumpah ke bumi

kita lagi mengeluh

kapan hujan berhenti !?

saudara kita sudah kebanjiran

ada yang mati karena longsor

mengeluh dan mengeluh

hanya itu yang bisa dilakukan

berbuat tapi menunggu suruhan

selebihnya dipakai untuk mengeluh

kemarin......

saat matahari bersinar cerah

kenapa tak gunakan untuk menyambut hujan

dan kini..........

saat hujan mendera

mengapa tak gunakan untuk menyambut matahari

sayang .

banjir dan tanah longsor kembali lagi

memakan nyawa bersisa duka

terus, bagaimana dengan penyambutan matahari !?

Kaputi Indah, 30 – 12 – 2007